Rabu, 09 Juli 2014

6 AMPLOP

aku masih sangat ingat, ketika pagi itu tanteku datang dan membawa 6 lembar amplop dalam ikatan karet. heran memang, apa isi dalam amplop sebanyak itu? mendapat kiriman dari post saya aku tidak pernah. 
“dari siapa te?” tanyaku pada tanteku.
“tante juga nggak tau. itu tadi ada di kursi depan rumah. terus ternyata itu buat kamu, ya tante ambil aja.” jawab tanteku santai.
“dibuka aja, siapa tau dari penggemar rahasia.” celoteh mama.
aku hanya diam dan memandangi 6 buah amplop itu. kubuka satu persatu amplop tersebut. ketika mataku menjelajah siapa pengirimnya, dan ternyata nama pengirim terselip dibagian belakang amplop tersebut. tak asing nama-nama pengirim itu. sembari tersenyum, satu persatu aku membuka amplop dan mulai membaca semua isinya. tersenyum dan berakhir tertawa. begitulah ekspresi ketika aku mulai membaca setiap kata dari amplop tersebut. entahlah, tidak banyak kata yang bisa aku ucapkan, selain berterimakasih kepada kalian pengirim amplop itu.
waktu  berlalu begitu cepat, dan kini kita telah dewasa. 6 buah amplop itu masih kusimpan rapi disuatu tempat yang aman. namun, yang aku sayangkan, mengapa kita tak seaman amplop yang aku simpan itu?
suatu ketika saat aku merapikan kamar tidurku, aku kembali menemukan 6 buah amplop tersebut. aku membuka kembali isi dari amplop itu. kubaca satu persatu tulisan tangan dari kalian. yang ku rasakan saat itu adalah rindu.  rindu saat aku bersama kalian. kemana mana kita bersama sama. rindu kalian yang lucu, rindu kalian yang jorok. rindu waktu kita saling curhat tentang gebetan masing-masing, bahkan rindu waktu kita curhat sampai nangis. rindu waktu kalian sering gangguin kalo lagi sholat. aku merasa rindu dengan semua itu.
kita 7 orang anak manusia yang diciptakan berbeda dengan kelemahan dan kelebihan masing-masing. aku sempat mengira bahwa perbedaan kita bisa menyatukan kita menjadi sebuah persahabatan yang erat. namun, seiring berjalannya waktu kita seperti magnet yang saling bertolak. kamu, aku, kalian dan kita kini tak seperti dulu lagi. kita kini memiliki dunia masing-masing. tapi, apakah dibalik dunia kita itu kalian pernah memikirkan pertemanan kita untuk bisa seperti dulu lagi? entahlah. tapi aku selalu berusaha untuk tidak pernah melupakan orang-orang terdekatku yang semasa itu aku melalui masa-masa susah bersamanya.
HUJAN CINTA
(Rivaldo Rizky Fadhillah)

Kisah ini berawal dari kehidupan 3 remaja yang meiliki sifat dan watak yang berbeda namun mereka bertiga bersahabat .Cris si cowo ganteng dan keren yang  jago olahraga dan bela  diri,Teito si cowok cool yang sangat hebat dalam hal seni terutama melukis  dan David si cowok ganteng yang  sangat suka bermain game.mereka bertiga adalah cowok paling ter kenal disekolahnya dan juga menjadi pujaan para gadis-gadis.kebetulan mereka ber iga satu kelas di kelas IX jadi kemana-mana mereka selalu bertiga .pada saat istirahat merka bertiga duduk dibawah pohon rindang di taman sekolah, “temen-temen kalian semua udah tau apa belum?”ucap David memulai pembicaraan,”tau apa? Kalo ngomong tuh yang  jelas dong”jawab Cris ,”itu loh Cris besok kita anak-anak OSIS kan diberi tugas unyuk membimbing junior-junior kita yang baru masuk ke sekolah ini “saut Teito,”oh kalo itu sih aku juga udah tau yang kamu maksud itu MOS  kan”jawab Cris,”betul banget,jadi beok kita bisa lihat wajah-wajah adik kelas kita, aku harap adik kelas kita banyak yang cantik”saut David, “aku juga berharap begitu, ya semoga saja”jawab Cris,”kalian berdua ini selalu mikirin cewek,dasar”kata  Teito,”masih mending  kita kita mikitin cewek dari pada kamu cuma mikirin seni dan pelajaran”ucap David.”Terserah kalian aja lah, aku malas ikut-ikutan” jawab Teito.

Keesokan harinya setelah bel masuk dibunyikan mereka bertiga dan anggota OSIS lainya segera bersiap-siap di ruang OSIS untuk membimbing MOS adik kelas mereka.”teman-teman apa kalian sudah siap” ucap Teito selaku ketua OSIS,”siap” jawab anggota lain serempak.Teito ,Cris dan David  uang dan anggota lain yang ada di ruang OSIS langsung menuju ke lapangan.Di lapangan ternyata anak-anak kelas 7 sudah siap untuk dibimbing MOS.Teito selaku ketua OSIS langsung memberikan sambutanya , sembari mendengarkan sambutan dari Teito mata Cris dan David menyoroti satu persatu wajah anak –anak kelas 7 mereka berdua berharap bisa melihat wajah gadis-gadis yang cantik, dan benar saja Cris langsung terpesona ketika melihat ada seorang gadis cantik berada di tengah-tengah anak-anak kelas 7 yang sedang memperhatikan Teito.”tak kusangka ada gadis secantik itu masuk ke sekolah ini,aku harus bisa mendapatkanya”ucap Cris dalam hati.