Sabtu, 13 Februari 2016

HAFALAN SURAT DELIA
Oleh : Firstha Indriani Ayuningtyas
Kisah ini bercerita tentang seorang gadis kecil dan lucu bernama Delia. Usianya baru hampir empat  tahun. Dia lahir dari latar belakang keluarga yang agamis. Umi dan Abi nya (panggilan untuk ayah dan ibu) selalu mendidiknya ajaran agama sejak dini. Kedua orang tuanya juga telah menyekolahkannya di sebuah Taman Kanak-kanak yang berbasis agama di daerah sekitar tempat tinggalnya. Dalam bepergian dia juga telah diajarkan untuk berbusana sesuai ajaran islam yaitu dengan menggunakan jilbab sama seperti Umi dan kakaknya.
“umi sebentar lagi Delia mau ulang tahun ya?” tanya Delia pada Uminya.
“memang ulang tahun Delia kapan?” Umi berbalik tanya pada Delia.
“1 Desember!” jawab Delia lantang. Dan Umi hanya tersenyum melihat tingkah putri ciliknya ini.
“memang kalau Delia mau ulang tahun Delia mau hadiah apa?” tanya Abi yang ternyata mendengar pembicaraan Delia dan umi.
“eemm Delia mau sepeda seperti punya Intan dan Lisa ya abi. Yang ada keranjang di depannya.” Kata Delia dengan manja pada abi nya.
“ohh itu. baik, nanti abi belikan.”
“yeeyyy terimakasih abiii.” Dengan girang Delia bersorak. Namun tiba-tiba abi menghentikan kegirangan Delia. “eits. Ada syaratnya lho tapi. Delia harus hafal 5 surat-surat pendek dulu. gimana?” kata abi pada Delia. “surat an-nas, surat al-ikhlas, surat al-falaq, al-asr, dan an-nasr. Bagaimana?” lanjut abi.
“emm baik abi. Tapi nanti Delia dibelikan sepeda kan yaa abi?” kata Delia.
“iya nak.” Jawab abi sembari mengusap kepala Delia.
Hari-hari berikut menjelang hari ulang tahunnya, setiap selesai sholat maghrib Delia meminta kakaknya untuk mengajarinya ke lima surat-surat pendek itu. Dengan giat Delia belajar untuk meghafal surat-surat tersebut. Setiap  ayat diulangnya empat sampai enam kali. Ketika satu surat sudah ia kuasai, ia pun terus mengulangnya sampai benar-benar hafal. Dengan nada suara anak kecil ia melantunkan ayat-ayat suci itu setiap selesai sholat maghrib. Umi dan abi merasa bangga dengan putri bunggunya ini. diusia yang masih sangat belia dia memiliki antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi dalam segala hal. Di sekolahnya pun ia termasuk siswi yang aktif di kelas.
Satu hari menjelang hari ulang tahun Delia. Malam itu, seperti biasa, umi, abi, Delia dan kakaknya berkumpul bersama di ruang keluarga.
“Delia, lusa kan ulang tahun kamu, umi berencara untuk merayakannya disekolah bersama teman-teman kamu. bagaimana? Kamu setuju?’ tanya umi pada Delia
“iya umi, nanti Delia bisa rayain bareng-bareng sama Intan sama Lisa. Yeeeyyy terimakasih umi.” Kata Delia sambil memeluk umi.
Umi dan kakak Delia telah merencanakan dan mempersiapkan semuanya di hari ulang tahun Delia yang ke empat. Sedangkan abi, telah mempersiapkan kado spesial untuk Delia, yaitu sebuah sepeda mini yang berwarna putih dengan keranjang kecil, yang sesuai dengan permintaan Delia.
Dan hari yang ditunggu oleh Delia pun tiba. Dan saat ini usia Delia genap empat tahun. Hari ini tampaknya Delia sangat senang. Semuanya telah dipersiapkan untuk merayakan ulang tahun Delia nanti. Semua teman-teman Delia sudah berkumpul dalam kelas untuk merayakan ulang tahun Delia bersama. Ibu guru Delia juga ada disana untuk memimpin acara. Dan yang pasti umi, abi dan kakak Delia juga ada disana bersama mereka.
Acara puncak yang ditunggu pun tiba, saat dimana Delia dipersilakan untuk meniup lilin. Namun, saat Ibu guru menyuruh Delia untuk memotong kue ulang tahunnya, Delia pun menghentikan pembicaraan Ibu guru dan mengambil mike yang ada bawanya. Dengan suara lembut dan kekanak-kanakan, Delia mengucapkan sesuatu “abi, umi, kakak, terimakasih buat semuanya. Delia sangat senang sekali hari ini. Dan Delia mau menepati janji pada abi. Delia akan baca surat-surat yang abi perintahkan abi untuk Delia menghafalnya.” Dengan lantang Delia membacakan surat-surat itu hingga selesai. Seketika seluruh ruangan hening mendengar Delia membaca ayat-ayat al-quran. Umi dan abi sangat bangga pada Delia. Gadis bungsunya memanglah gadis yang selalu bersemangat dan pantang menyerah menjalani dan belajar dalam segala hal. Terlebih usianya masih  sangat belia.

Tantangan abi pada Delia ini semata-mata karena abi ingin mengajarkan kegigihan dalam menjalani sesuatu, dan ternyata Delia mampu menjalaninya. Suatu kebanggaan bagi umi dan abi. Memiliki anak dengan usia yang masih sangat belia, mampu menepati janji dan berusaha dengan sungguh-sungguh.