HAFALAN SURAT
DELIA
Oleh : Firstha
Indriani Ayuningtyas
Kisah
ini bercerita tentang seorang gadis kecil dan lucu bernama Delia. Usianya baru
hampir empat tahun. Dia lahir dari latar
belakang keluarga yang agamis. Umi dan Abi nya (panggilan untuk ayah dan ibu)
selalu mendidiknya ajaran agama sejak dini. Kedua orang tuanya juga telah
menyekolahkannya di sebuah Taman Kanak-kanak yang berbasis agama di daerah
sekitar tempat tinggalnya. Dalam bepergian dia juga telah diajarkan untuk
berbusana sesuai ajaran islam yaitu dengan menggunakan jilbab sama seperti Umi
dan kakaknya.
“umi
sebentar lagi Delia mau ulang tahun ya?” tanya Delia pada Uminya.
“memang
ulang tahun Delia kapan?” Umi berbalik tanya pada Delia.
“1
Desember!” jawab Delia lantang. Dan Umi hanya tersenyum melihat tingkah putri
ciliknya ini.
“memang
kalau Delia mau ulang tahun Delia mau hadiah apa?” tanya Abi yang ternyata mendengar
pembicaraan Delia dan umi.
“eemm
Delia mau sepeda seperti punya Intan dan Lisa ya abi. Yang ada keranjang di
depannya.” Kata Delia dengan manja pada abi nya.
“ohh
itu. baik, nanti abi belikan.”
“yeeyyy
terimakasih abiii.” Dengan girang Delia bersorak. Namun tiba-tiba abi
menghentikan kegirangan Delia. “eits. Ada syaratnya lho tapi. Delia harus hafal
5 surat-surat pendek dulu. gimana?” kata abi pada Delia. “surat an-nas, surat
al-ikhlas, surat al-falaq, al-asr, dan an-nasr. Bagaimana?” lanjut abi.
“emm
baik abi. Tapi nanti Delia dibelikan sepeda kan yaa abi?” kata Delia.
“iya
nak.” Jawab abi sembari mengusap kepala Delia.
Hari-hari
berikut menjelang hari ulang tahunnya, setiap selesai sholat maghrib Delia
meminta kakaknya untuk mengajarinya ke lima surat-surat pendek itu. Dengan giat
Delia belajar untuk meghafal surat-surat tersebut. Setiap ayat diulangnya empat sampai enam kali.
Ketika satu surat sudah ia kuasai, ia pun terus mengulangnya sampai benar-benar
hafal. Dengan nada suara anak kecil ia melantunkan ayat-ayat suci itu setiap
selesai sholat maghrib. Umi dan abi merasa bangga dengan putri bunggunya ini. diusia
yang masih sangat belia dia memiliki antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi
dalam segala hal. Di sekolahnya pun ia termasuk siswi yang aktif di kelas.
Satu
hari menjelang hari ulang tahun Delia. Malam itu, seperti biasa, umi, abi,
Delia dan kakaknya berkumpul bersama di ruang keluarga.
“Delia,
lusa kan ulang tahun kamu, umi berencara untuk merayakannya disekolah bersama
teman-teman kamu. bagaimana? Kamu setuju?’ tanya umi pada Delia
“iya
umi, nanti Delia bisa rayain bareng-bareng sama Intan sama Lisa. Yeeeyyy terimakasih
umi.” Kata Delia sambil memeluk umi.
Umi
dan kakak Delia telah merencanakan dan mempersiapkan semuanya di hari ulang
tahun Delia yang ke empat. Sedangkan abi, telah mempersiapkan kado spesial
untuk Delia, yaitu sebuah sepeda mini yang berwarna putih dengan keranjang
kecil, yang sesuai dengan permintaan Delia.
Dan
hari yang ditunggu oleh Delia pun tiba. Dan saat ini usia Delia genap empat
tahun. Hari ini tampaknya Delia sangat senang. Semuanya telah dipersiapkan
untuk merayakan ulang tahun Delia nanti. Semua teman-teman Delia sudah
berkumpul dalam kelas untuk merayakan ulang tahun Delia bersama. Ibu guru Delia
juga ada disana untuk memimpin acara. Dan yang pasti umi, abi dan kakak Delia
juga ada disana bersama mereka.
Acara
puncak yang ditunggu pun tiba, saat dimana Delia dipersilakan untuk meniup
lilin. Namun, saat Ibu guru menyuruh Delia untuk memotong kue ulang tahunnya,
Delia pun menghentikan pembicaraan Ibu guru dan mengambil mike yang ada
bawanya. Dengan suara lembut dan kekanak-kanakan, Delia mengucapkan sesuatu
“abi, umi, kakak, terimakasih buat semuanya. Delia sangat senang sekali hari
ini. Dan Delia mau menepati janji pada abi. Delia akan baca surat-surat yang
abi perintahkan abi untuk Delia menghafalnya.” Dengan lantang Delia membacakan
surat-surat itu hingga selesai. Seketika seluruh ruangan hening mendengar Delia
membaca ayat-ayat al-quran. Umi dan abi sangat bangga pada Delia. Gadis
bungsunya memanglah gadis yang selalu bersemangat dan pantang menyerah
menjalani dan belajar dalam segala hal. Terlebih usianya masih sangat belia.
Tantangan
abi pada Delia ini semata-mata karena abi ingin mengajarkan kegigihan dalam
menjalani sesuatu, dan ternyata Delia mampu menjalaninya. Suatu kebanggaan bagi
umi dan abi. Memiliki anak dengan usia yang masih sangat belia, mampu menepati
janji dan berusaha dengan sungguh-sungguh.