Aku ingin menyentuh kedua belah pipimu. Dalam hitungan detik,
aku ingin menjatuhkan satu kecupan saja. Setiap hari walaupun hanya lewat pesan
singkat, ucapan “selamat pagi” mu dan secuil perhatianmu selalu menjadi doping
terbaik untuk semangatku. Dan setelah itu, aku bisa melewati hati panjang tanpa
segera menjadi lelah.
Di suatu ruang kecil yang kita sebut sebagai tempat untuk
menjadikan rindu sebagai sebuah rahasia yang dimiliki berdua. Ruang untuk kamu
menumpahkan segala tawa dan untuk menyandarkan segala lelah dan berbagi
cerita-cerita sederhana. Ruang yang aku yakini sebagai satu baris kalimat : “bahagia
adalah sebuah perasaan yang diciptakan oleh rasa percaya.”
Tema-tema pembicaraan sederhana yang selalu kita bicarakan
saat waktu dimana kita berdua. Waktu yang terasa sangat singkat saat kita
berdua.
Malam itu, jam sudah menunjukan 8 lebih 10 menit. “udah jam 8,
pulang sekarang yuk.” Katamu. Aku menoleh pada jam tanganku sembari mengangguk.
Yah singkat sekali pertemuan kita malam ini. Akhir-akhir ini memang singkat
sekali waktu untuk kita berdua. Ada kesibukan tersendiri yang kamu lakukan
disana. Setibanya dirumahpun aku masih merasakan wangi parfum yang kau gunakan. Aku masih ingin lebih lama menikmati malam dengan berbagi cerita denganmu.
Dibalik itu, apakah kamu benar-benar merasakan kesedihan yang
sama satiap kali kita akan berpisah? Yah, ini memang sebatas ruang kecil
tentang rindu yang menjadi rahasia kita berdua kan? Ketika aku menatapmu untuk
kita berpisah, aku benar-benar ingin merangkum kedua belah pipimu. Menatapmu lebih
lama lagi. Mendengarkan semua ceritamu. Dan melihat senyum dan tawamu yang
renyah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar