Senin, 07 April 2014

Ruang Rindu

Aku ingin menyentuh kedua belah pipimu. Dalam hitungan detik, aku ingin menjatuhkan satu kecupan saja. Setiap hari walaupun hanya lewat pesan singkat, ucapan “selamat pagi” mu dan secuil perhatianmu selalu menjadi doping terbaik untuk semangatku. Dan setelah itu, aku bisa melewati hati panjang tanpa segera menjadi lelah.
Di suatu ruang kecil yang kita sebut sebagai tempat untuk menjadikan rindu sebagai sebuah rahasia yang dimiliki berdua. Ruang untuk kamu menumpahkan segala tawa dan untuk menyandarkan segala lelah dan berbagi cerita-cerita sederhana. Ruang yang aku yakini sebagai satu baris kalimat : “bahagia adalah sebuah perasaan yang diciptakan oleh rasa percaya.”
Tema-tema pembicaraan sederhana yang selalu kita bicarakan saat waktu dimana kita berdua. Waktu yang terasa sangat singkat saat kita berdua.
Malam itu, jam sudah menunjukan 8 lebih 10 menit. “udah jam 8, pulang sekarang yuk.” Katamu. Aku menoleh pada jam tanganku sembari mengangguk. Yah singkat sekali pertemuan kita malam ini. Akhir-akhir ini memang singkat sekali waktu untuk kita berdua. Ada kesibukan tersendiri yang kamu lakukan disana. Setibanya dirumahpun aku masih merasakan wangi parfum yang kau gunakan. Aku masih ingin lebih lama menikmati malam dengan berbagi cerita denganmu.

Dibalik itu, apakah kamu benar-benar merasakan kesedihan yang sama satiap kali kita akan berpisah? Yah, ini memang sebatas ruang kecil tentang rindu yang menjadi rahasia kita berdua kan? Ketika aku menatapmu untuk kita berpisah, aku benar-benar ingin merangkum kedua belah pipimu. Menatapmu lebih lama lagi. Mendengarkan semua ceritamu. Dan melihat senyum dan tawamu yang renyah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar